Memanfaatkan Gulma Sebagai Tanaman Hias dan Bonsai Bernilai Ekonomi
padaGulma adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman budidaya yang pertumbuhannya tidak dikehendaki dan umumnya merugikan karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman budidaya, sehingga mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas.
Meski demikian, gulma juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lain seperti pembuatan obat tradisional, pakan ternak, tanaman hias, hingga bonsai.
Ada banyak gulma yang memiliki khasiat herbal, diantaranya cukup populer di masyarakat seperti Kitolod dan Anting-Anting. Sedangkan gulma yang sering digunakan sebagai tanaman hias adalah Keladi dan Pakis. Khusus bonsai hanya ada beberapa jenis gulma umum yang dikenal masyarakat dan bisa digunakan, salah satu diantaranya adalah Beringin.
Gulma pengganggu dan perusak seperti beringin sangat umum dijumpai di Jabodetabek yang menjadi pusat penyebaran Ficus di Indonesia. Ada puluhan spesies Ficus yang berhabitat di Jabodetabek dan ratusan spesies di Indonesia, beberapa diantaranya mudah ditemukan disekitar kita seperti:
- Beringin Biasa (Ficus benjamina)
- Iprik (Ficus microcarpa)
- Loa (Ficus racemosa)
- Ancak (Ficus rumphii)
- Abar (Ficus saxophila)
- Bodhi (Ficus religiosa)
- Gondang (Ficus variegata)
- …dan banyak lagi lainnya
Tahukah Anda bahwa beringin dapat berkecambah diberbagai tempat yang umumnya tidak dapat ditumbuhi tumbuhan?
Itu benar! Benih atau biji beringin bisa berkecambah ditempat-tempat yang tidak terduga, misalnya di sela-sela tembok, atap, trotoar jalan, jembatan, hingga di batang pohon besar.
Hal ini menjadi salah satu keunggulan beringin karena mudah tumbuh diberbagai tempat dan kondisi, juga mereka memiliki pertumbuhan yang cepat dengan akar udara yang agresif. Namun, sisi negatif dari beringin adalah sifat perusaknya.
Akar beringin bisa menghancurkan apa saja yang dibelitnya, tidak terkecuali pondasi bangunan, beton jalan raya, hingga membelit dan membunuh pohon inang yang mereka jadikan tempat berkecambah saat masih kecil.
Karena sifat perusaknya inilah beringin dianggap sebagai gulma pengganggu nomor satu, terutama di perkotaan atau pemukiman padat penduduk.
Di lain sisi, beringin bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias maupun bonsai yang bisa didapatkan secara gratis di sekitar kita.
Untuk memanfaatkan gulma sebagai tanaman hias, Anda dapat cukup menanamnya dengan pot yang menarik agar tercipta kesan elegan, dan penampilan beringin yang sebelumnya dipandang sebagai gulma akan tergantikan dengan penampilan tanaman hias yang eksotis.
Terlagi beringin bisa ditempatkan di dalam ruangan (indoor) maupun luar ruangan (outdoor).
Apabila Anda berencana memanfaatkan gulma beringin sebagai bonsai, caranya sama dengan cara diatas, Anda dapat memilih beringin dengan karakteristik yang unik seperti akar yang berlika-liku atau percabangan yang bengkok-bengkok. Anda bisa mencari dan merelokasi beringin dengan berbagai cara seperti mencabut hingga ke akarnya atau memotong batangnya. Beringin tergolong tanaman yang tangguh, mudah tumbuh, dan tidak memerlukan perlakuan khusus untuk dipelihara. Beringin juga tidak membutuhkan pupuk untuk subur, yang diperlukan hanyalah air, cahaya, dan angin.
Proses pembentukan bonsai beringin dimulai dari karakteristik/bentuk alami mereka. Jika Anda mendapatkan beringin dengan batang atau akar yang unik, Anda bisa langsung menikmatinya sebagai bonsai hanya dengan memberinya pot khusus bonsai. Tapi, jika Anda mendapatkan bibit dengan batang kecil yang berbatang lurus, Anda perlu merawat dan melakukan proses pembentukan lebih lama.
Proses pembentukan beringin hingga menciptakan estetika pohon besar di alam memang diperlukan banyak waktu.
Bukan hal aneh jika bonsai beringin dengan penampilan yang istimewa memiliki harga yang fantastis, itu karena pewaratan dan proses pembentukannya yang menghabiskan banyak waktu.
Jadi, selain sebagai gulma beringin juga bisa dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan bonsai yang memiliki nilai ekonomi.
Tertarik memanfaatkan gulma sebagai tanaman hias dan bonsai?