Ciri Ciri Pohon Kina (Cinchona officinalis)
pada
Kina (Cinchona officinalis) adalah spesies pohon berbunga dalam keluarga Rubiaceae yang berasal dari hutan tropis Andes di Amerika Selatan bagian barat. Genus Cinchona sendiri terdiri dari 23 spesies yang beberapa diantaranya dilaporkan dinaturalisasi di Amerika Tengah, Atlantik Selatan, Jamaika, Prancis, Afrika, Indonesia, dan India.
Di negara berbahasa Inggris, pohon kina dikenal sebagai Quinine, Red Cinchona, Cinchona Bark, Jesuit’s Bark, loxa Bark, Jesuit’s Powder, Countess Powder, dan Peruvian Bark.
Sejak zaman dulu Cinchona officinalis atau kina banyak dicari untuk keperluan pengobatan, kulit pohon ini menghasilkan Quinine yang merupakan satu-satunya bahan pengobatan paling efektif untuk melawan malaria. Alkaloid lain yang diekstraksi dari pohon ini termasuk Cinchonine, Cinchonidine, dan Quinidine. Hal inilah yang membuat kina begitu penting dan dianggap berharga.
Carl Linnaeus menamai genus Cinchona pada tahun 1742 dan menuliskan bahwa ada hampir 300 spesies pohon Cinchona yang tersebar di seluruh dunia, namun revisi genus pada tahun 1998 hanya mengidentifikasi 23 spesies.
Jenis kina asli yang memiliki nama latin Cinchona officinalis, hanya ditemukan tumbuh secara alami di daerah kecil di Kolombia, Ekuador, Peru, dan Bolivia. Di daerah asalnya, pohon ini tidak dianggap sebagai pohon yang penting secara medis.
Meski demikian, kina tetap dipercaya dan dinilai sebagai obat karena peninggalan sejarahnya. Saat ini, kina merupakan pohon nasional negara bagian Peru.
Ciri Ciri Daun Kina
Daunnya sederhana, berukuran besar, berhadapan, lanset, panjang 15-20 cm dan lebar 7-12 cm.
Ciri Ciri Bunga Kina
Bunga kina memiliki warna yang beragam, mulai dari putih, merah jambu hingga merah tua. Bunganya muncul dari ketiak daun.
Ciri Ciri Buah Kina
Buah kina berbentuk kapsul sepanjang 1,5-2 cm dan mengandung banyak biji.
Ciri Ciri Pohon Kina
Kina tumbuh sebagai pohon setinggi 10-12 meter dengan mahkota lebar yang menyebar.
Di Amerika Selatan, populasi alami spesies Cinchona memiliki sebaran geografis yang berbeda. Selama abad ke-19, introduksi beberapa spesies ke dalam akuakultur di India dan Indonesia melalui Perusahaan Hindia Timur Inggris dan Belanda mengarah pada pembentukan hibrida.